Pengertian
Karangan
Sebelum
merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami dahulu makna mengarang. Pada
awalnya kata merangkai hanya terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan
benda konkret. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa timbul istilah
merangkai kata, merangkai kalimat kemudian merangkai karangan. Mengarang tidak
hanya dengan medium tulis atau menulis namun juga bisa dengan medium suara
dengan cara lisan.
Mengarang
adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea dalam rangka menjabarkan
atau mengulas topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa
karangan. Menurut Widyamartaya dan Sudiati (1997:77), mengarang adalah
“keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. Adapun
pengertian karangan menurut hemat penulis adalah hasil penjabaran suatu gagasan
secara resmi dan teratur tentang suatu topic atau pokok bahasan.
Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
Berdasarkan
bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:
- karangan ilmiah (contoh: laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi).
- karangan semiilmiah atau ilmiah populer (contoh: artikel, editorial, opini, tips, repotase).
- karangan nonilmiah (contoh: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi dan naskah drama)
a) karangan ilmiah
- aturan baku.
- struktur penulisan ketat dan sistematis.
- metode yang dilakukan harus jelas dan terperinci.
- bahasa yg digunakan harus bahasa indonesia yang sesuai dengan EYD.
- mempunyai aturan, namun tidak sebaku karangan ilmiah.
- struktur penulisan tetap harus sistematis namun tidak seketat penulisan karangan ilmiah.
- metode yang dilakukan tidak harus jelas dan terperinci.
- bahasa yang digunakan harus bahasa indonesia, namun tidak ada ketentuan harus sesuai EYD.
c) karangan nonilmiah
- tidak terikat pada aturan baku.
- tidak mempunyai aturan penulisan yg khusus.
- tidak mempunyai persyaratan khusus.
- bahasa yang digunakan sesuai keinginan penulis.
Yang
akan dibahas dalam makalah ini hanya dua jenis karangan pertama, yaitu karangan
ilmiah dan karangan semiilmiah atau ilmiah popular karena kedua jenis karangan
inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa.
Tabel perbedaan dari masing-masing karangan:
Tabel perbedaan dari masing-masing karangan:
Karakteristik
|
Karangan Ilmiah
|
Karangan Semiilmiah
|
Karangan Nonilmiah
|
Sumber
Sifat
Bobot
Alur
Bahasa
Bentuk
|
pengamatan, faktual
objektif + subjektif
ilmiah
sistematis, metodis
denotatife, ragam baku, istilah
khusus
argumentasi, campuran
|
pengamatan, faktual
objektif + subjektif
semiilmiah
sistematis, kronologis, kilas
balik
(denotatife, konotatife)
Setengah resmi
eksposisi, persuasi, deskripsi,
campuran
|
nonfaktual (rekaan)
subjektif
nonilmiah
bebas
denotatife/ konotatife, resmi/tidak
resmi,
narasi, deskripsi, campuran
|
Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah
Sebelum
merinci cirri karangan ilmiah dan semiilmiah, ada baiknya jika dipahami
terlebih dahulu batasan kedua jenis karangan tersebut. Karangan ilmiah adalah
tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat
bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sintesis-analitis.
Adapun karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang
diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dibumbui dengan opini pengarang
yang kadang- kadang subjektif.
Ada
tiga cirri karangan ilmiah. 1. merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Dimana faktanya
harus sesuai dengan objek yang diteliti, dibuktikan dengan pengamatan atau
empire, sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai
sesuatu, bukan ukuran yang subjektif (selera perseorangan). Namun berbeda
dengan sumber tulisan nonilmiah dapat berupa sesuatu yang abstrak dan
subjektif, seperti ilusi, imajinasi atau emosi. 2. tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya,
dalam pembahasan masalah digunakan metode atau
cara tertentu dengan langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol
melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. 3. tulisan ilmiah menggunakan ragam
bahasa ilmiah. Bahasa ilmiah harus baku, baik ejaan, pembentukan kata, maupun
struktur kalimatnya. Selain itu, bahasa ilmiah bersifat lugas agar tidak
menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain bahasa ilmiah adalah
menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu masing-
masing.
Selain
persyaratan kebahasaan sebuah tulisan menuntut adanya persyaratan material dan
persyaratan formal (Keraf 1980:229). Persyaratan material mencakup adanya topik,
tema, alinea, serta kalimat-kalimat yang mengungkapkan dang mengembangan
alinea. Adapun yang dimaksud dengan persyaratan formal adalah tata bentuk
karangan, yang meliputi (1) halaman-halaman awal (judul, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel/bagan/lampiran); (2) isi utama (pendahuluan, isi, penutup;
dan (3) halaman- halaman akhir (daftar pustaka, lempiran, dan biodata penulis).
Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuannya
Berdasarkan cara penyajian dan tujua karangan dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu:
Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuannya
Berdasarkan cara penyajian dan tujua karangan dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu:
- deskripsi (pelukisan)
- narasi (pengisahan)
- eksposisi (pemaparan)
- argumentasi (pembahasan)
- persuasi (pengajakan)
- campuran (kombinasi)
Karangan murni yang dapat berdiri sebagai karangan lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi. Contoh narasi yang berdiri
sendiri adalah hikayat. Contoh karangan eksposisi yang berdiri sendiri sangat
banyak jumlahnya, berita- berita dalam surat kabar adalah contoh eksposisi.
Adapun contoh karangan persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar promosi lain
seperti halnya brosur dan advertorial, sedangkan deskripsi dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi bagian dari karangan lain. Dari
uraian diatas dapat dirumuskan simpulan sementara, yaitu ada tiga jenis
karangan (narasi, eksposisi, dan persuasi) yang sering ditemukan sebagai
karangan yang utuh berdiri sendiri. Dua jenis yang lain (deskripsi dan
argumentasi) jarang tampil sebagai karangan yang utuh. Penjelasan lebih lanjut:
- Karangan Deskripsi
Karangan
deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan suatu benda
sebagaimana adanya. Deskripsi adalah bentuk
tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pada diri pembaca
dengan jalan melukiskan hakikat objek
yang sebenarnya. Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulis, diperlukan suatu
pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan
impresionistis. Contoh karangan
deskripsi:
Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan
elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti
menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih
lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa
memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir
serta pemandangan bukit kapur di sebelah
utara pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku
dan terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku
berjalan, hamper pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat
ada yang berlari berkejar-kejaran di
bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar
pantai. Tapi yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca
negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang
aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai
Parang Tritis.
- Karangan Narasi
Narasi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari
waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Jenis-jenis
narasi ada dua jenis narasi:
o narasi ekspositoris
o narasi sugestif
Paragraf
Narasi
Espositoris disebut juga Narasi Teknis adalah karangan yang mencoba
menyajikan sebuah peristiwa kepada pembaca apa adanya. Contoh:
Aku
berjalan menuju halaman rumah-rumah yang sunyi. Aku terus berjalan d kota kecil
yang sunyi, hingga kutemukan patung sepeda-sepedaan di tengah taman. Ada
seorang gadis berbaju hijau mengintipku dari balik rerimbun daun. Aku
mengejarnya. Lantas, ia berhenti di salah satu sudut taman. Kami
berpandang-pandangan sebelum aku tahu ia benar-benar hilang. Bolak-balik aku
mencoba untuk mencarinya. Sebelum aku benar-benar menemukannya, dering jam
weker cukup mengejutkanku. Cahaya matahari sudah menerobos masuk jendela
kamarku.
Keterangan:
rumah-rumah, benar-benar kata ulang utuh/penih sepeda-sepedaan kata ulang berimbuhan rerimbun kata ulang dwi purwo/parsial berpandang-pandangan kata ulang sebagian bolak-balik kata ulang berubah bunyi.
rumah-rumah, benar-benar kata ulang utuh/penih sepeda-sepedaan kata ulang berimbuhan rerimbun kata ulang dwi purwo/parsial berpandang-pandangan kata ulang sebagian bolak-balik kata ulang berubah bunyi.
- Karangan Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraph dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan sesuatu
dengan tujuan memberikan informasi (menambah
wawasan). Contoh:
Parangtritis adalah nama desa di kecamatan
Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai
Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain
objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis
mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya
yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di
sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. ini sudah dikelola
oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan
maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian
yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai
macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung
belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari
parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir
dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV,
kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke
barat. Selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara atau aeromodeling.
- Karangan Persuasi
Ingratiation, yaitu memuji seseorang/siapapun
agar mau menuruti keinginan, hal ini erat kaitannya dalam menjalin hubungan dengan
seseorang karena dengan memuji berarti kita telah menunjukkan sikap menghormati
dan menghargai orang lain. Supplication, yaitu menunjukkan
bahwa diri kita belum cukup mampu dalam berbagai hal. Bahasa kasarnya tampil
melas kalau perlu sampai
menangis. Yang jelas dengan menunjukkan sikap ini akan membuat orang lain ingin
membantu kita, salah satunya dengan menuruti ajakan kita 3. Self Promotion,
kebalikan dari Supplication. Teknik ini menampilkan kehebatan kita. Dalam
melakukan hal ini sebaiknya ditunjukkan dengan suatu yang nyata dan bukan
seperti menyombongkan diri sehingga jangan sampai kita mempromosikan diri dengan
penuh keangkuhan 4. Rasionalisasi, suatu proses penggunaan akal untuk
memberikan suatu dasar pembenaran terhadap suatu persoalan. Pembenaran ini berfungsi
untuk memudahkan jalan agar keinginan, sikap, keputusan, atau tindakan yang
telah ditentukan dapat dibenarkan. 5. Sugesti, adalah suatu usaha membujuk atau
mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu pendirian tertentu.
Dalam
kebiasaan sehari-hari sugesti dilakukan dengan rangkaian kata-kata yang menarik
dan menyakinkan. Teknik persuasi bukanlah ilmu baru, tercatat oleh peradaban
Aristoteles, filsuf Yunani sebelum Masehi mengembangkan 3 pendekatan untuk
mempersuasi, yaitu dengan mengeksplorasi:
- logos : membuat segala sesuatunya menjadi
masuk akal.
- pathos : mempermainkan emosi, bisa dengan
mengeksplitasi
Rasa takut, rasa kasihan, atau rayuan
- ethos : mengandalkan sebuah karakter yang
hebat, menonjol
atau kapabel.
Contoh
karangan persuasi:
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan
eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban.
Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa
tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan
meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para
praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan
di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan
kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi
juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama
sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai
Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga
banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan
sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati
tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi percaya
hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat.
Pemerintah daerah pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai
penyebab bencana laut kepada warga di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat
diteruskan kepada wisatawan guna
meningkatkan kewaspadaan mereka.
- Karangan Argumentasi
Argumentasi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.
Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan,
maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
Contoh karangan argumentasi:
Maraknya Facebook di Indonesia
Facebook, tak asing lagi rasanya mendengar
kata itu. Tentu saja, bagaimana tidak? Sudah lama sekali Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini.
Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster. Hampir sebagian
besar pengguna Friendster (Fs) saat ini berganti dan beralih ke Facebook (FB).
Ada apa gerangan dengan semua ini? Facebook merupakan sebuah website yang
berbasis jaringan sosial. Menurut pengamatan, ternyata FB memberikan fasilitas
yang cukup banyak bagi penggunanya. Di samping fasilitas
yang didapat, pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating
secara online dengan teman.
Di Indonesia, sekarang ini sedang heboh –
hebohnya mengenai Facebook. Tak hanya kalangan remaja saja, anak SD bahkan
orang tua pun tak sedikit yang gila facebook. Begitu cepatnya Facebook menarik
perhatian masyarakat. Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang
tidak gaul. Menurut saya, Facebook memiliki dampak positif dan negatif dalam
kehidupan. Positifnya, facebook merupakan salah satu sarana untuk mengetahui
dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak
“gaptek” isttilahnya.
Namun
dilihat dari sisi negatifnya, bagi saya facebook lebih banyak merugikan. Bagaimana
tidak? Sebagai seorang pelajar, yang tentunya mempunyai kewajiban untuk
belajar, Facebook sangat mengganggu terhadap pelajaran saya, baik waktu maupun
konsentrasi untuk belajar. Hampir setiap hari orang-orang buka facebook, hanya
sekedar update status ataupun chatingan, dan banyak lagi. Dan itu hanya
buang-buang waktu saja, padahal masih banyak yang lebih penting yang harus
dikerjakan. Namun entah kenapa, facebook seakan menyihir para penggunanya.
Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook. Belakangan ini, di masyarakat
banyak kasus yang terjadi akibat.
Di dalam bahasa indonesia untuk
membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan)
dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang
diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. Penyusunan outline (kerangka
karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah
dan pola logis.
Macam–macam
outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan
berdasar perumusan teksnya. Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik
adalah sebagai berikut :
1. Tesis atau pengungkapan maksud
harus jelas.
2. Tiap unit hanya mengandung
satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka
karangan harus disusun secara logis, sehingga
rangkaian ide atau pikiran itu tergambar
jelas.
4. Harus menggunakan simbol yang
konsisten.
No comments:
Post a Comment