Wednesday, November 21, 2012

Karangan dan Mengarang



  • Pengertian Karangan

  •             Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami dahulu makna mengarang. Pada awalnya kata merangkai hanya terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda konkret. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa timbul istilah merangkai kata, merangkai kalimat kemudian merangkai karangan. Mengarang tidak hanya dengan medium tulis atau menulis namun juga bisa dengan medium suara dengan cara lisan.
                Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea dalam rangka menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan. Menurut Widyamartaya dan Sudiati (1997:77), mengarang adalah “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. Adapun pengertian karangan menurut hemat penulis adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topic atau pokok bahasan.

    Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya
    Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:
    1. karangan ilmiah (contoh: laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi).
    2. karangan semiilmiah atau ilmiah populer (contoh: artikel, editorial, opini, tips, repotase).
    3. karangan nonilmiah (contoh: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi dan naskah drama)
    Karaktristik dari masing-masing karangan, antara lain:
    a) karangan ilmiah
    1. aturan baku.
    2. struktur penulisan ketat dan sistematis.
    3. metode yang dilakukan harus jelas dan terperinci.
    4. bahasa yg digunakan harus bahasa indonesia yang sesuai dengan EYD.
    b) karangan semiilmiah
    1. mempunyai aturan, namun tidak sebaku karangan ilmiah.
    2. struktur penulisan tetap harus sistematis namun tidak seketat penulisan karangan ilmiah.
    3. metode yang dilakukan tidak harus jelas dan terperinci.
    4. bahasa yang digunakan harus bahasa indonesia, namun tidak ada ketentuan harus sesuai EYD.

    c) karangan nonilmiah
    1. tidak terikat pada aturan baku.
    2. tidak mempunyai aturan penulisan yg khusus.
    3. tidak mempunyai persyaratan khusus.
    4. bahasa yang digunakan sesuai keinginan penulis.

                Yang akan dibahas dalam makalah ini hanya dua jenis karangan pertama, yaitu karangan ilmiah dan karangan semiilmiah atau ilmiah popular karena kedua jenis karangan inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa.

    Tabel perbedaan dari masing-masing karangan:
    Karakteristik
    Karangan Ilmiah
    Karangan Semiilmiah
    Karangan Nonilmiah
    Sumber
    Sifat
    Bobot
    Alur

    Bahasa

    Bentuk
    pengamatan, faktual
    objektif + subjektif
    ilmiah
    sistematis, metodis

    denotatife, ragam baku, istilah khusus
    argumentasi, campuran
    pengamatan, faktual
    objektif + subjektif
    semiilmiah
    sistematis, kronologis, kilas balik
    (denotatife, konotatife)
    Setengah resmi
    eksposisi, persuasi, deskripsi, campuran
    nonfaktual (rekaan)
    subjektif
    nonilmiah
    bebas

    denotatife/ konotatife, resmi/tidak resmi,
    narasi, deskripsi, campuran

    Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah
                Sebelum merinci cirri karangan ilmiah dan semiilmiah, ada baiknya jika dipahami terlebih dahulu batasan kedua jenis karangan tersebut. Karangan ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sintesis-analitis. Adapun karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dibumbui dengan opini pengarang yang kadang- kadang subjektif.
                Ada tiga cirri karangan ilmiah. 1. merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Dimana faktanya harus sesuai dengan objek yang diteliti, dibuktikan dengan pengamatan atau empire, sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran yang subjektif (selera perseorangan). Namun berbeda dengan sumber tulisan nonilmiah dapat berupa sesuatu yang abstrak dan subjektif, seperti ilusi, imajinasi atau emosi. 2. tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau  cara tertentu dengan langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. 3. tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Bahasa ilmiah harus baku, baik ejaan, pembentukan kata, maupun struktur kalimatnya. Selain itu, bahasa ilmiah bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain bahasa ilmiah adalah menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu masing- masing.
                Selain persyaratan kebahasaan sebuah tulisan menuntut adanya persyaratan material dan persyaratan formal (Keraf 1980:229). Persyaratan material mencakup adanya topik, tema, alinea, serta kalimat-kalimat yang mengungkapkan dang mengembangan alinea. Adapun yang dimaksud dengan persyaratan formal adalah tata bentuk karangan, yang meliputi (1) halaman-halaman awal (judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/bagan/lampiran); (2) isi utama (pendahuluan, isi, penutup; dan (3) halaman- halaman akhir (daftar pustaka, lempiran, dan biodata penulis).
    Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuannya
    Berdasarkan cara penyajian dan tujua karangan dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu:
    • deskripsi (pelukisan)
    • narasi (pengisahan)
    • eksposisi (pemaparan)
    • argumentasi (pembahasan)
    •  persuasi (pengajakan)
    • campuran (kombinasi)
    Dalam praktinya..
    Karangan murni yang dapat berdiri sebagai karangan lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi. Contoh narasi yang berdiri sendiri adalah hikayat. Contoh karangan eksposisi yang berdiri sendiri sangat banyak jumlahnya, berita- berita dalam surat kabar adalah contoh eksposisi. Adapun contoh karangan persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar promosi lain seperti halnya brosur dan advertorial, sedangkan deskripsi dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi bagian dari karangan lain. Dari uraian diatas dapat dirumuskan simpulan sementara, yaitu ada tiga jenis karangan (narasi, eksposisi, dan persuasi) yang sering ditemukan sebagai karangan yang utuh berdiri sendiri. Dua jenis yang lain (deskripsi dan argumentasi) jarang tampil sebagai karangan yang utuh. Penjelasan lebih lanjut:
    • Karangan Deskripsi
    Karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan suatu benda sebagaimana adanya.   Deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pada diri pembaca dengan jalan   melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulis, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.    Contoh karangan deskripsi:
    Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hamper pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat ada     yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.
    • Karangan Narasi
    Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam  sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Jenis-jenis narasi ada dua jenis narasi:
    o narasi ekspositoris
    o narasi sugestif
    Paragraf Narasi Espositoris disebut juga Narasi Teknis adalah karangan yang mencoba menyajikan sebuah peristiwa kepada pembaca apa adanya. Contoh:
    Aku berjalan menuju halaman rumah-rumah yang sunyi. Aku terus berjalan d kota kecil yang sunyi, hingga kutemukan patung sepeda-sepedaan di tengah taman. Ada seorang gadis berbaju hijau mengintipku dari balik rerimbun daun. Aku mengejarnya. Lantas, ia berhenti di salah satu sudut taman. Kami berpandang-pandangan sebelum aku tahu ia benar-benar hilang. Bolak-balik aku mencoba untuk mencarinya. Sebelum aku benar-benar menemukannya, dering jam weker cukup mengejutkanku. Cahaya matahari sudah menerobos masuk jendela kamarku.
    Keterangan:
    rumah-rumah, benar-benar kata ulang utuh/penih sepeda-sepedaan kata ulang berimbuhan rerimbun kata ulang dwi purwo/parsial berpandang-pandangan kata ulang sebagian bolak-balik kata ulang berubah bunyi.
    • Karangan Eksposisi
    Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk    menjelaskan atau memaparkan sesuatu dengan tujuan memberikan  informasi (menambah wawasan). Contoh:
    Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. Selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara atau aeromodeling.
    • Karangan Persuasi
                Ingratiation, yaitu memuji seseorang/siapapun agar mau menuruti keinginan, hal ini erat kaitannya dalam menjalin hubungan dengan seseorang karena dengan memuji berarti kita telah menunjukkan sikap menghormati dan menghargai orang lain. Supplication, yaitu menunjukkan bahwa diri kita belum cukup mampu dalam berbagai hal. Bahasa kasarnya tampil melas kalau perlu            sampai menangis. Yang jelas dengan menunjukkan sikap ini akan membuat orang lain ingin membantu kita, salah satunya dengan menuruti ajakan kita 3. Self Promotion, kebalikan dari Supplication. Teknik ini menampilkan kehebatan kita. Dalam melakukan hal ini sebaiknya ditunjukkan dengan suatu yang nyata dan bukan seperti menyombongkan diri sehingga jangan sampai kita mempromosikan diri dengan penuh keangkuhan 4. Rasionalisasi, suatu proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran terhadap suatu persoalan. Pembenaran ini berfungsi untuk memudahkan jalan agar keinginan, sikap, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan dapat dibenarkan. 5. Sugesti, adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu pendirian tertentu.
    Dalam kebiasaan sehari-hari sugesti dilakukan dengan rangkaian kata-kata yang menarik dan menyakinkan. Teknik persuasi bukanlah ilmu baru, tercatat oleh peradaban Aristoteles, filsuf Yunani sebelum Masehi mengembangkan 3 pendekatan untuk mempersuasi, yaitu dengan mengeksplorasi:
    - logos : membuat segala sesuatunya menjadi masuk akal.
    - pathos : mempermainkan emosi, bisa dengan mengeksplitasi
       Rasa takut, rasa kasihan, atau rayuan
    - ethos : mengandalkan sebuah karakter yang hebat, menonjol
      atau kapabel.
                            Contoh karangan persuasi:
       Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi percaya hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat. Pemerintah daerah pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab bencana laut kepada warga di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan kepada      wisatawan guna meningkatkan kewaspadaan mereka.
    • Karangan Argumentasi
    Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Contoh karangan argumentasi:
       Maraknya Facebook di Indonesia
       Facebook, tak asing lagi rasanya mendengar kata itu. Tentu saja, bagaimana tidak? Sudah lama sekali Facebook masuk dalam kehidupan di bumi ini. Facebook secara cepat dapat menggantikan posisi Friendster. Hampir sebagian besar pengguna Friendster (Fs) saat ini berganti dan beralih ke Facebook (FB). Ada apa gerangan dengan semua ini? Facebook merupakan sebuah website yang berbasis jaringan sosial. Menurut pengamatan, ternyata FB memberikan fasilitas yang cukup banyak bagi penggunanya. Di samping fasilitas yang didapat, pengguna diberi kemudahan dalam mengakses, dan kemudahan chating secara online dengan teman.
       Di Indonesia, sekarang ini sedang heboh – hebohnya mengenai Facebook. Tak hanya kalangan remaja saja, anak SD bahkan orang tua pun tak sedikit yang gila facebook. Begitu cepatnya Facebook menarik perhatian masyarakat. Bahkan, sekarang ini, tak punya Facebook bisa dibilang tidak gaul. Menurut saya, Facebook memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Positifnya, facebook merupakan salah satu sarana untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat kita tidak “gaptek” isttilahnya.
    Namun dilihat dari sisi negatifnya, bagi saya facebook lebih banyak merugikan. Bagaimana tidak? Sebagai seorang pelajar, yang tentunya mempunyai kewajiban untuk belajar, Facebook sangat mengganggu terhadap pelajaran saya, baik waktu maupun konsentrasi untuk belajar. Hampir setiap hari orang-orang buka facebook, hanya sekedar update status ataupun chatingan, dan banyak lagi. Dan itu hanya buang-buang waktu saja, padahal masih banyak yang lebih penting yang harus dikerjakan. Namun entah kenapa, facebook seakan menyihir para penggunanya. Siapa sih sekarang yang tidak tahu Facebook. Belakangan ini, di masyarakat banyak kasus yang terjadi akibat.

    Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
                Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya. Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
    1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
    2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
    3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga
        rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
    4. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

    No comments: