Friday, November 30, 2012

Cerita Pendek


Histories of My self


Hallo! nama saya Ika Dewi Muriyati.
Saya dilahirkan 18 tahun lalu tepatnya tanggal 6 februari 1994 di Surabaya. Seperti halnya anak-anak lain saya pun mempunyai kedua orang tua yang terdiri atas Ayah yang bernama Moch. Subchan, S.Sos. dan ibu yang bernama Suliyanti yang berkewajiban mendidik dan membesarkan saya, hanya saja jika anak-anak lain bisa bermain dan berkumpul dengan ayah mereka sepanjang hari namun saya tidak demikian. Sejak berumur 2 tahun, saya tidak bisa setiap hari berkumpul atau bermain dengan ayah sebab beliau sedang menempuh pendidikan S1 jurusan tata kota di STIA-LAN RI Bandung namun itu tak menjadi masalah karena saya mempunyai ibu yang dapat menggantikan peran ayah selama beliau tidak bersama dengan kami, tidak berhenti disitu. Pada saat orang lain beristirahat dan tidur nyenyak saya dibangunkan oleh bunyi rantang akibat tetesan air yang berasal dari atap rumah saat membuka mata, saya melihat ibu sedang menguras rumah yang pada saat itu air dalam rumah mencapai lutut ibu bahkan saya dan adik saya tidur diatas tempat tidur yang terapung dengan hiasan mangkuk dan piring pada sudut-sudut tempat tidur dengan iringan gemericik air yang turun dari atap rumah menuju ke mangkuk dan piring yang telah disediakan. Bukan sekali atau duakali saya mengalami hal itu, mungkin karena terlalu sering hal tersebut sudah menjadi hal biyasa bagi saya yang pada waktu itu berumur 2 tahun. Ibu selalu menceritakan dongeng “si kancil pencuri timun” sebelum saya tidur sambil mengelus kepala saya dan berkata apapun keadaanmu jangan pernah mengambil sesuatu yang bukan menjadi hakmu, jangan seperti kancil yang suka mencuri hak orang lain, tak jarang pula ibu berbagi cerita tentang yang beliau alami namun saya yg tak mengerti apa yang beliau ceritakan hanya bisa diam dan melihat ibu yang sedang meneteskan air mata sambil terisak berkata kelak kalau kamu sudah besar belajar yang pinter ya nduk biyar yang soro dan nelongso cukup ibu saja. Empat tahun pun berlalu, Ayah yang telah selesai masa study pulang dengan membawa toga dan ijasah dengan IPK 3,30 tak hanya itu ayah memberi saya oleh-oleh sebuah buku besar (skripsi) yang didalamnya tercantum nama saya, adik, ibu dan kedua orang tua dari ayah. Kebahagian nampak pada raut wajah ibu yang selama ini tidak pernah saya lihat, dan sejak saat itu kehidupan keluarga saya sudah mulai membaik namun waktu yang dibutuhkan pun tidak singkat untuk bisa seperti sekarang ini dikarenakan pekerjaan kedua orang tua saya hanya pegawai negeri sipil yang pada saat itu gajinya tidak lebih besar dari buruh pabrik. Karena apa yang aku alami itulah tidak akan aku biyarkan siapapun membuat ibuku meneteskan air mata kesedihan buat yang kesekian kalinya hingga detik ini aku selalu meneteskan air mata serta tidak pernah rela jika melihat seorang ibu yang usia lanjut masih bekerja apalagi dengan posisi yang tidak sepantasnya, sambil berkata dalam hati “Ya Allah jangan biyarkan apa yang hambamu lihat menimpa kedua orang tua saya, serta bantu dan bimbing hambamu agar bisa membahagiakan kedua orang tua hambamu.”.
Pada umur 7 tahun saya sudah mengenyam pendidikan tingkat taman kanak-kanak di TK Aisyah Bustanul Alfah, pada tingkatan ini saya memperoleh 4 piala baik intra maupun ekstrakulikuler. Setelah umur 9 tahun saya melanjutkan pada tingkat sekolah dasar di SDN Kalisari I/242, hanya karena derajat materi kedua orang tua dan bentuk fisik saya pada saat itu saya hanya mempunyai satu orang yang mau berteman dengan saya dan hampir semua teman saya yang lain mengucilkan, menghina bahkan hanya memanfaatkan saya saat ada perlunya saja. Pada saat penerimaan murid baru tingkat sekolah menengah dasar ayah berkata, “kemarin pada saat ayah kerja semua teman ayah cerita tentang anaknya yang danemnya tinggi dan masuk negeri, tapi ayah cuma nunduk dan langsung ke kamar mandi. Ayah malu, jangankan masuk negeri nilai kamu jauh dibawah nilai anak temen-temen ayah.” Saya hanya menunduk dan menangis sambil dalam hati berjanji, “cukup sekali aku memalukan kedua orang tuaku, I must making dreams of my parents to be reality. I promise it”. Sejak saat itu saya mulai termotivasi dan ingin menunjukan bahwa aku juga bisa banggain kedua orang tuaku. Dan Alhamdulillah selama bersekolah di SMP Ipiems Surabaya, saya mendapatkan Peringkat I selama 3th berturut-turut. Pada saat pengumuman penerimaan SMAN/ SMKN ternyata saya bisa masuk di SMAN 3 Surabaya dengan danem 34,60. Terlepas dari proses daftar ulang dan lain sebagainya, selama saya berada ditingkat menengah atas ini Alhamdulillah nilai saya tidak buruk karena saya mendapatkan SNMPTN Undangan sebelum adanya pengumuman kelulusan. Karena dari awalnya sudah berniat memberikan SNMPTN Undangan sepenuhnya kepada orang tua, maka ayah memilih (Trunojoyo madura : Jurusan IT dan UIN malang : jurusan IT). Pada saat pengumuman kelulusan, saya sangat senang karena hasil dari nilai UN dan pengumuman SNMPTN Undangan benar-benar memuaskan. Dimana nilai UN saya 55,60 dan SNMPTN Undangan saya keterima di Trunojoyo Madura jurusan IT, namun karena kedua orang tua saya menyatakan sekolah di STIKES Surabaya saja. Saya tidak bisa menolak dan akhirnya menjadi salah satu murid bapak.
Mungkin karena apa yang saya alami selama ini, saya terbentuk sebagai pribadi yang keras baik watak, prinsip, dan cara menyikapi semua hal yang ada. Pola berpikir saya cenderung mengaitkan apa yang saya dapat (baik materi pembelajaran maupun hanya sekedar wawasan) dengan apa yang ada disekeliling saya (dalam kehiupan nyata saya). Saya type orang yang percaya dua perinsip “Tiada Kebahagiaan Tanpa Restu Kedua Orang Tua” dan “Apa yang menimpamu saat ini, adalah apa yang kamu lakukan pada waktu yang lalu”. Saya memang keras namun hal itu hanya berlaku pada diri saya sendiri, sebab dalam perinsip saya “jika kamu baik terhadap saya, maka saya akan jauh lebih baik terhadap kamu”.
Negativenya dari diri saya yaitu.. jika sudah mangkel/ marah/ benci pada seseorang, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merubah pandangan saya terhadap orang tersebut, jika ingin menyampaikan sesuatu secara spontan maka akan terucap dari mulut saya tanpa ada penambahan apapun, cengeng, moody, tomboy tapi lebih dominan ke cuek dan jika mempunyai suatu keinginan itu mau tidak mau harus.
Positivenya saya gak bisa menyembunyikan sesuatu dari mimik wajah saya, lalu saya juga tidak tegaan, tanggung jawab, tekun, apapun selagi saya bisa Insyaallah akan saya lakukan sendiri dan pantang menyerah.

No comments: