Kematian Seorang Nenek
akibat Keteledoran Perawat
Naskah by: Ika Dewi Muriyati
Tema:
Kematian seorang nenek
Point
of View:
Flash
back
Tokoh
dan Penokohan
- Lailatur Magfiroh (sebagai nenek
- M. Iqbal Akbar (anak pertama sang nenek)
- Imam Wahyudi (anak bungsu sang nenek, Direktur utama surat kabar ternama)
- Izmi Aisyah (Resepsionis)
- Ivon Maghda R. (Perawat kepala ruangan)
- Imron (Dokter)
- Ika Dewi Muriyati (Wartawan)
- M. Kholid I (Wartawan)
- Gufron (Perawat)
- Kholifatul Jannah (Pimpinan RS)
Perlengkapan:
- Bed Dorong
- Meja guru guna meja resepsionis
- Tiang Infus dan peralatan infus
- Kardus dan kain kassa guna pengganti gips
- Plester
- Peralatan ruang rawat inap (bed making)
- Peralatan tindak keperawatan guna pemeriksaan dasar
- Kain/ Seprei putih guna penutup setelah nenek meninggal
- Kostum (korpri, seragam coklat pegawai negeri)
- Penebal alis
Bahasa
yang digunakan:
Bahasa
Madura dan Bahasa
Indonesia
Naskah
Drama:
Pada suatu pagi, disebuah
RS yang terletak di Pulau Garam. Datanglah dua lelaki, mendatangi petugas
resepsionis yang berjaga pada saat itu.
Izmi
Aisyah : Maaf bapak, ada yang bisa
saya bantu?
Iqbal Akbar : Saya mau mengurus registrasi serta melengkapi persyaratan guna
proses operasi ibu saya, yang mungkin sebentar lagi akan tiba disini.
Izmi Aisyah : Harap bapak tunggu sebentar. (sambil membuka file)
Sambil menunggu sang
perawat mempersiapkan guna proses registrasi...
Iqbal Akbar : Mam! Tolong kamu lihat diluar, siapa tahu ibu datang. (nadanya
memerintah)
Imam W. : Iya... (sambil melangkah menuju pintu keluar)
Sesaat
setelah itu..
Izmi Aisyah : Maaf bapak, ini formulir yang harus diisi dan dipenuhi (sambil
menyodorkan beberapa lembar kertas)
Iqbal Akbar : Makasih. (dan segera mengisi formulir yang telah diberikan
perawat tadi)
Imam W. : (Dengan keadaan bingung, iya menengok kekanan dan kiri
guna memperhatikan setiap kendaraan yang melintas, lalu pandangannya menuju ke
sebuah kendaraan dan berteriak). Sus tolong bed dorong! (dengan nada tinggi)
Izmi Aisyah : (segera membawa bed dorong menuju ruang recepsionis).
Imam W. : (masuk menuju ruang
resepsionis, sambil membopong ibundanya).
Mengetahui
hal tersebut Izmi Aisyah selaku perawat jaga dibagian recepsionis, dia
memanggilkan perawat jaga yang bertugas di ruang ICU.
Izmi Aisyah : Gufron. (dengan suara keras)
Gufron : Iya… (dengan tanggapnya ia
langsung mempersiapkan bed dorong)
Mari ibu saya
bantu (denga segera ia membantu client menempatkan diri diatas bed dorong)
Setelah
gufron memastikan bahwa pasien dalam keadaan nyaman, ia pun segera membawa
client menuju ke ruang ICU dengan didampingi Imam selaku anak client)
Lailatul :
(dengan keadaanya yang lemah dan setengah sadar) saya berada dimana nak?
Imam W. : (Langsung memegang tangan ibundanya
guna menenangkan) sudah ibu istirahat saja.
Tak
beberapa lama mereka sampai diruang ICU, disana sudah menunggu satu orang
dokter dan satu orang perawat yang kebetulan sedang jaga shif malam.
Imron : Permisi pak, ibuknya mau saya
periksa terlebih dahulu.
Ivon : Sebaiknya bapak duduk dulu
dikursi yang telah kami sediakan, sambil menenangkan diri dan beristirahat.
(Menghimbau Imam untuk duduk di kursi yg telah disiapkan disebelah bed)
Imam : Makasih sus.
Setelah
Proses pemeriksaan telah selesai dan pasien tertidur, semua kembali ke ruangan
masing-masing.
Imam &Iqbal : ( yang sedang menunggu di ruang
resepsionis)
Tak lama kemudian…
Ivon : Permisi bapak, apakah bapak
keluarga dari ibu lailatul Magfirroh?
Imam &Iqbal : iya sus (menjawab serentak).
Iqbal : Bagaimana keadaan ibu saya
sus? (dengan raut wajah yg menggambarkan kecemasan)
Ivon : Alhamdulillah bapak, keadaan
ibuk sudah agak stabil, syukurlah bapak membawa ibu kemari tepat waktu. Mari
bapak saya permisi. (meninggalkan Iqbal dan Imam)
Gufron : (Menghampiri Iqbal dan Imam) Silahkan bapak beristirahat diruang
yang telah kami sediakan. (sambil menunjuk ruang tunggu)
Keesokan harinya pun, perawat ruangan bertugas membersihkan bed client.
Kemudian…
Gufron : Permisi buk, ibuk pindah dahulu ke
kursi tersebut (sambil menunjuk kursi di ujung ruangan) karena bednya mau saya
bersihkan. (sambil meninggalkan client, guna mengambil perlengkapan)
Lilatul : (mendengar himbauan itu, beliau
langsung turun dari bed dengan niatan berpindah posisi ke kursi yang sudah
disediakan).
Namun belum sampai ia melang jauh dari bed ia
terjatuh. Tidak lama setelah itu…
Iqbal : (memasuki ruangan dimana
ibunya dirawat, dan mendapati ibunya tergeletak dilantai dengan keadaan tidak
sadarkan diri). Ibuk… (Dengan nada tinggi dan berteriak)
Gufron : (terkejut mendengar teriakan
tersebut, bergegas menghampiri sumber suara tersebut)
Sesamapainya diruangan, sumber bunyi tersebut berasal…
Gufron : (mendapati client tergeletak
dilantai dengan kondisi tak sadarkan diri dengan anak lelaki disebelahnya).
Maaf bapak.. (Segera mengambil alih client guna penolongan lebih lanjut).
Setelah ±30 menit proses pemeriksaan…
Ivon : (menghampiri Iqbal dan Imam).
Maaf bapak, keadaan ibu sekarang sudah lebih baik, namun tangan kanan ibuk
mengalami patah tulang dan secepatnya harus dilakukan operasi. Dan operasi akan
dilakukan setelah bapak menyelesaikan proses biaya registrasi yang berkaitan
dengan operasi ini. Mari bapak saya tnggal dulu.
Iqbal : (mendengar itu, Iqbal langsung
menelpon Imam dan menceritakan kejadiannya kepada imam).
Tak lama
kemudian Imam yang bekerja sebagai direktur Surat kabar terkemuka di Madura
Imam : (Mendatangi pihak registrasi)
Mbak ibu saya bernama Lilatul Maghfirohh mengalami patah tulang, tolong segera
dilakukan operasi. (sambil menyodorkan tanda anggota yang mencantumkan bahwa ia
seorang Direktur surat kabar ternama di Madura)
Izmi : Baik bapak… untuk (belum
sempat menjawab)
Imam : Masukan semua tagihannya ke
nomer rekening yang tercantum di ID card tersebut. (sambil meninggalkan RS)
5 menit waktu berlalu
Iqbal : (hpnya berdering). Hallo..
bagaimana mam? Oh yasudah jikalau seperti itu.
Ivon : Maaf bapak, operasi akan
segera dilakukan. Sembari operasi dilakukan mohon bapak melengkapi formulir yang
harus dilengkapi. (dan menuju ke ruang operasi)
Iqbal : (Menuju ke ruang resepsionis
dan melengkapi semua formulir yang harus ia lengkapi)
Beberapa jam berlalu, Proses operasipun selesai..
Gufron : Maaf bapak, operasi telah selesai.
Jika bapak ingin mengetahui keadaan client dipersilahkan..
Iqbal : (meninggalkan gufron, dan
menuju ke kamar ibundanya). Ibu tidak kenapa-kenapa kan? (tanyanya, sambil
memegang tangan sang ibunda)
Lailatul : ibu tidak apa-apa nak. (tak lama
berselang, ibunya pun memejamkan mata)
Iqbal : (melihat ibunya memejamkan
mata dan tangan sang ibu yang sudah tak berdenyut) Dok! Sus! (dengan nada
tinggi)
Imron &Ivon : (segera menghampiri dan memeriksa client)
Inalillahiwainailahihirojik’un (sambil menaikan selimut menutupi muka client,
dan segera meninggalkan ruangan)
Iqbal : (mendengar hal tersebut, ia
menangis dan menelpon imam) hallo mam. Ibu sudah meninggal dunia setelah
operasi.
30 menit berselang…
Imam : (datang degan membawa beberapa
wartawan dari surat kabar yang ia pimpin). Sus! Mana pimpinan dan penanggung
jawab RS ini? Saya tidak terima atas kasus ini. Jika tidak ada tanggapan baik
dari pihak RS, maka saya akan publikasikan hal tersebut.
Izmi Aisyah : Silahkan bapak tunggu 5 menit, guna
menanggapi hal tersebut
5 menit kemudian…
Izmi Aisyah : Maaf bapak, anda sudah ditunggu ibu di
aula, guna konfrensi pers mengenai hal terkait
Imam W : (langsung menuju aula)
Ika &kholid : (mengikuti di belakang)
Kholifatul J. : Silahkan masuk bapak.
Imam : Sudah langsung saja buk kita
mulai.
Dan konfrensi tanya jawab pun dimulai..
No comments:
Post a Comment