Tuesday, January 15, 2013


Kematian Seorang Nenek akibat Keteledoran Perawat
Naskah by: Ika Dewi Muriyati

Tema:
Kematian seorang nenek

Point of View:
Flash back

Tokoh dan Penokohan
  •  Lailatur Magfiroh (sebagai nenek
  • M. Iqbal Akbar (anak pertama sang nenek)
  • Imam Wahyudi (anak bungsu sang nenek, Direktur utama surat kabar ternama)
  • Izmi Aisyah (Resepsionis)
  • Ivon Maghda R. (Perawat kepala ruangan)
  • Imron (Dokter)
  • Ika Dewi Muriyati (Wartawan)
  • M. Kholid I (Wartawan)
  • Gufron (Perawat)
  • Kholifatul Jannah (Pimpinan RS)

Perlengkapan:
  1. Bed Dorong
  2. Meja guru guna meja resepsionis
  3. Tiang Infus dan peralatan infus
  4. Kardus dan kain kassa guna pengganti gips
  5. Plester
  6. Peralatan ruang rawat inap (bed making)
  7. Peralatan tindak keperawatan guna pemeriksaan dasar
  8. Kain/ Seprei putih guna penutup setelah nenek meninggal
  9. Kostum (korpri, seragam coklat pegawai negeri)
  10. Penebal alis


Bahasa yang digunakan:        
Bahasa Madura dan Bahasa Indonesia

Naskah Drama:

Pada suatu pagi, disebuah RS yang terletak di Pulau Garam. Datanglah dua lelaki, mendatangi petugas resepsionis yang berjaga pada saat itu.
Izmi Aisyah     : Maaf bapak, ada yang bisa saya bantu?
Iqbal Akbar     : Saya mau mengurus registrasi serta melengkapi persyaratan guna proses operasi ibu saya, yang mungkin sebentar lagi akan tiba disini.
Izmi Aisyah    : Harap bapak tunggu sebentar. (sambil membuka file)

Sambil menunggu sang perawat mempersiapkan guna proses registrasi...
Iqbal Akbar     : Mam! Tolong kamu lihat diluar, siapa tahu ibu datang. (nadanya memerintah)
Imam W.         : Iya... (sambil melangkah menuju pintu keluar)

Sesaat setelah itu..
Izmi Aisyah    : Maaf bapak, ini formulir yang harus diisi dan dipenuhi (sambil menyodorkan beberapa lembar kertas)
Iqbal Akbar     : Makasih. (dan segera mengisi formulir yang telah diberikan perawat tadi)
Imam W.         : (Dengan keadaan bingung, iya menengok kekanan dan kiri guna memperhatikan setiap kendaraan yang melintas, lalu pandangannya menuju ke sebuah kendaraan dan berteriak). Sus tolong bed dorong! (dengan nada tinggi)
Izmi Aisyah    : (segera membawa bed dorong menuju ruang recepsionis).
Imam W.         : (masuk menuju ruang resepsionis, sambil membopong ibundanya).

Mengetahui hal tersebut Izmi Aisyah selaku perawat jaga dibagian recepsionis, dia memanggilkan perawat jaga yang bertugas di ruang ICU.
Izmi Aisyah    : Gufron. (dengan suara keras)
Gufron           : Iya… (dengan tanggapnya ia langsung mempersiapkan bed dorong)
 Mari ibu saya bantu (denga segera ia membantu client menempatkan diri diatas bed dorong)

Setelah gufron memastikan bahwa pasien dalam keadaan nyaman, ia pun segera membawa client menuju ke ruang ICU dengan didampingi Imam selaku anak client)
Lailatul            : (dengan keadaanya yang lemah dan setengah sadar) saya berada dimana nak?
Imam W.         : (Langsung memegang tangan ibundanya guna menenangkan) sudah ibu istirahat saja.

Tak beberapa lama mereka sampai diruang ICU, disana sudah menunggu satu orang dokter dan satu orang perawat yang kebetulan sedang jaga shif malam.
Imron              : Permisi pak, ibuknya mau saya periksa terlebih dahulu.
Ivon                 : Sebaiknya bapak duduk dulu dikursi yang telah kami sediakan, sambil menenangkan diri dan beristirahat. (Menghimbau Imam untuk duduk di kursi yg telah disiapkan disebelah bed)
Imam               : Makasih sus.

Setelah Proses pemeriksaan telah selesai dan pasien tertidur, semua kembali ke ruangan masing-masing.
Imam &Iqbal   : ( yang sedang menunggu di ruang resepsionis)

Tak lama kemudian…
Ivon                 : Permisi bapak, apakah bapak keluarga dari ibu lailatul Magfirroh?
Imam &Iqbal   : iya sus (menjawab serentak).
Iqbal                : Bagaimana keadaan ibu saya sus? (dengan raut wajah yg menggambarkan kecemasan)
Ivon                : Alhamdulillah bapak, keadaan ibuk sudah agak stabil, syukurlah bapak membawa ibu kemari tepat waktu. Mari bapak saya permisi. (meninggalkan Iqbal dan Imam)
Gufron            : (Menghampiri Iqbal  dan Imam) Silahkan bapak beristirahat diruang yang telah kami sediakan. (sambil menunjuk ruang tunggu)

Keesokan harinya pun, perawat ruangan bertugas membersihkan bed client. Kemudian…
Gufron            : Permisi buk, ibuk pindah dahulu ke kursi tersebut (sambil menunjuk kursi di ujung ruangan) karena bednya mau saya bersihkan. (sambil meninggalkan client, guna mengambil perlengkapan)
Lilatul              : (mendengar himbauan itu, beliau langsung turun dari bed dengan niatan berpindah posisi ke kursi yang sudah disediakan).

Namun belum sampai ia melang jauh dari bed ia terjatuh. Tidak lama setelah itu…
Iqbal             : (memasuki ruangan dimana ibunya dirawat, dan mendapati ibunya tergeletak dilantai dengan keadaan tidak sadarkan diri). Ibuk… (Dengan nada tinggi dan berteriak)
Gufron            : (terkejut mendengar teriakan tersebut, bergegas menghampiri sumber suara tersebut)

Sesamapainya diruangan, sumber bunyi tersebut berasal…
Gufron       : (mendapati client tergeletak dilantai dengan kondisi tak sadarkan diri dengan anak lelaki disebelahnya). Maaf bapak.. (Segera mengambil alih client guna penolongan lebih lanjut).

Setelah ±30 menit proses pemeriksaan…
Ivon            : (menghampiri Iqbal dan Imam). Maaf bapak, keadaan ibu sekarang sudah lebih baik, namun tangan kanan ibuk mengalami patah tulang dan secepatnya harus dilakukan operasi. Dan operasi akan dilakukan setelah bapak menyelesaikan proses biaya registrasi yang berkaitan dengan operasi ini. Mari bapak saya tnggal dulu.
Iqbal             : (mendengar itu, Iqbal langsung menelpon Imam dan menceritakan kejadiannya kepada imam).

Tak lama kemudian Imam yang bekerja sebagai direktur Surat kabar terkemuka di Madura
Imam             : (Mendatangi pihak registrasi) Mbak ibu saya bernama Lilatul Maghfirohh mengalami patah tulang, tolong segera dilakukan operasi. (sambil menyodorkan tanda anggota yang mencantumkan bahwa ia seorang Direktur surat kabar ternama di Madura)
Izmi                 : Baik bapak… untuk (belum sempat menjawab)
Imam             : Masukan semua tagihannya ke nomer rekening yang tercantum di ID card tersebut. (sambil meninggalkan RS)

5 menit waktu berlalu
Iqbal                : (hpnya berdering). Hallo.. bagaimana mam? Oh yasudah jikalau seperti itu.
Ivon          : Maaf bapak, operasi akan segera dilakukan. Sembari operasi dilakukan mohon bapak melengkapi formulir yang harus dilengkapi. (dan menuju ke ruang operasi)
Iqbal                : (Menuju ke ruang resepsionis dan melengkapi semua formulir yang harus ia lengkapi)

Beberapa jam berlalu, Proses operasipun selesai..
Gufron           : Maaf bapak, operasi telah selesai. Jika bapak ingin mengetahui keadaan client dipersilahkan..
Iqbal        : (meninggalkan gufron, dan menuju ke kamar ibundanya). Ibu tidak kenapa-kenapa kan? (tanyanya, sambil memegang tangan sang ibunda)
Lailatul           : ibu tidak apa-apa nak. (tak lama berselang, ibunya pun memejamkan mata)
Iqbal              : (melihat ibunya memejamkan mata dan tangan sang ibu yang sudah tak berdenyut) Dok! Sus! (dengan nada tinggi)
Imron &Ivon : (segera menghampiri dan memeriksa client) Inalillahiwainailahihirojik’un (sambil menaikan selimut menutupi muka client, dan segera meninggalkan ruangan)
Iqbal            : (mendengar hal tersebut, ia menangis dan menelpon imam) hallo mam. Ibu sudah meninggal dunia setelah operasi.

30 menit berselang…
Imam           : (datang degan membawa beberapa wartawan dari surat kabar yang ia pimpin). Sus! Mana pimpinan dan penanggung jawab RS ini? Saya tidak terima atas kasus ini. Jika tidak ada tanggapan baik dari pihak RS, maka saya akan publikasikan hal tersebut.
Izmi Aisyah     : Silahkan bapak tunggu 5 menit, guna menanggapi hal tersebut

5 menit kemudian…
Izmi Aisyah     : Maaf bapak, anda sudah ditunggu ibu di aula, guna konfrensi pers mengenai hal terkait
Imam W         : (langsung menuju aula)
Ika &kholid    : (mengikuti di belakang)
Kholifatul J.    : Silahkan masuk bapak.
Imam              : Sudah langsung saja buk kita mulai.
           
 Dan konfrensi tanya jawab pun dimulai..

No comments: